BK SMK Palapa Semarang
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun
2023, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pada lingkungan sekolah biasanya
pendidik lebih dikenal dengan sebutan guru (Siswoyo dkk, 2013) Guru adalah
sebagai pendidik dan guru juga sebagai komponen utama dalam pendidikan yang dituntut
untuk mampu mengimbangi bahkan juga melampaui perkembangan dan ilmu pengetahuan
yang sedang berkembang di masanya.
Dan salah satu guru yang mengambil
peranan penting dalam dunia pendidikan adalah guru bimbingan dan konseling.
Guru bimbingan dan konseling melaksanakan tugasnya untuk membantu peserta didik
menjadi manusia yang berguna dalam kehidupan, memiliki berbagai wawasan,
pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Meskipun keberadaan guru BK saat ini
sudah lebih diakui akan tetapi pandangan mengenai guru BK merupakan sosok yang
menyeramkan bagi peserta didik, guru BK diidentikkan sebagai peran yang
menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada peserta didik serta mendapatkan
julukan yang “kurang pantas” masih banyak bermunculan hingga saat ini.
Bimbingan dan konseling disekolah
seharusnya dipersiapkan sebagai sarana untuk menolong peserta didik dan usaha
preventif pada peserta didik atau siswa dalam menghadapi masalah atau permasalahan
yang akan muncul selanjutnya. Pandangan mengenai guru BK adalah sosok yang
menakutkan bahkan sudah muncul pada saat masa orientasi disekolah padahal
peserta didik baru pertama kali bertemu dengan guru BK disekolah SMK.
Polisi sekolah adalah sebuah
julukan yang seringkali disematkan kepada guru BK dikarenakan seringnya
memberikan hukuman bagi para peserta didik yang melanggar, bahkan julukan yang
tak kalah asing pun turut serta disebutkan seperti Tukang Potong Rambut,
Penyita, juga Satpam sekolah.
Konselor dalam pandangan peserta
didik lebih pada petugas pencari siswa yang bermasalah dan pengambil keputusan
terhadap semua hukuman yang akan diberikan sebagai salah satu konsekuensi ketika
peserta didik melakukan kesalahan.
Berdasarkan pandangan tersebut,
wajar bila peserta didik tidak mau datang secara sukarela kepada guru bimbingan
dan konseling, karena menganggap bahwa dengan datang kepada guru bimbingan dan
konseling berarti membuka aibnya sendiri. Padahal disekolah konselor pada
dasarnya harus menjadi teman yang baik dan menjadi kepercayaan siswa serta
tempat curahan hati dan tempat yang terpenting buat siswa. Peran guru Bk yang
seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi peserta didik untuk berbagi cerita
serta keluh kesah sehingga guru BK bisa memahami dan membantu peserta didik
untuk hidup lebih produktif dan menikmati kepuasan hidup sesuai dengan
batasan-batasan yang ada, (Shahudi Siradj, 2012: 53).
Untuk mengembalikan citra guru BK
sebagai sahabat siswa atau peserta didik, maka guru BK perlu berinovasi dengan
mengembangkan ketrampilan dasar dalam konseling, berkolaborasi dan
melakukan komunikasi efektif dengan
semua pihak di lingkungan sekolah.
Komunikasi merupakan bagian terpenting bagi keberlangsungan suatu konseling,
karena dengan terjalinnya komunikasi yang baik maka akan sangat menentukan
keberhasilan konseling sehingga diharapkan konselor atau guru BK akan mampu
memposisikan diri dan menghapus stigma yang selama ini diyakini, karena
kualitas hubungan dapat menentukan keberhasilan dalam konseling. Rogers
berpendapat bahwa “dalam hubungan bantuan terdapat kondisi-kondisi penting
untuk terjadinya perubahan kepribadian yang positif” hal ini tak lepas dari
peran Guru BK selama berkomunikasi dalam konseling (Achmad Juntika Nurihsan,
2014: 85).
Artikelnya isinya menarik dan bermanfaat, memberikan gambaran tentang sosok guru BK yang ideal.
ReplyDeleteGuru BK hrs berperilaku yg baik, ramah, tegas dan tdk gampang marah, penyayang, sabar dan freindly atau bersahabat dg siswa shg siswa tdk takut curhat dan tdk beranggapan BK sbg polisi sekolah yg menyeramkan
ReplyDeleteBK sebagai sahabat yang baik untuk berdiskusi permasalahan yanga ada di anak
ReplyDeleteDulu jaman q sekolah BP/BK Seperti masuk sarang harimau,tapi beda sekarang sudah seperti sahabat .bolo dewe
ReplyDeleteguru BP/BK itu menurut saya guru yg mengajarkan kepada siswa bagai mana cara menyelesaikan masalah dan menghadapi masalah dengan cara yang bijak sana
ReplyDeletearti yg sesungguhnya dari definisi BK , karena BK yg sekarang lebih Family Friendly
ReplyDeleteMenjadi profesional dan ideal memang butuh perjuangan....Namun semua pasti bisa diperjuangkan....semangat dan jangan menyerah mencerdaskan anak bangsa dalam berperilaku....BK Sahabat siswa pasgi bisa
ReplyDeleteArtikelnya sangat menarik. Saya setuju dengan gagasan yang disampaikan Ibu Dwi Yulia Utami. BK singkatan dari Bimbingan dan Konseling, maka tugas utama guru BK adalah membimbing dan memberikan konseling. Hal ini tidak akan bisa terlaksana jika guru BK masih dijuluki polisi sekolah.
ReplyDeleteKalau dulu guru BK itu dibenak murid selalu Killer,kalau sudah masuk ruang BK itu serasa Horor, lain klo sekarang,malah guru BK bisa jadi teman curhat bisa jdi emaknya anak" bisa jadi yg paling disayang oleh murid_ itu semua tergantung oleh pembawaannya,semangat selalu mencerdaskan anak bangsa,BK adalah sahabat siswa,jadi jngan takut yah sama guru BK👌
ReplyDeleteAnggapan bahwa guru BK adalah guru yang 'menakutkan' sampai saat ini mungkin masih berlaku di kalangan siswa. Namun, hal tersebut sebenarnya merupakan interpretasi yang keliru terhadap kehadiran seorang guru BK. Tidak sedikit guru BK adalah sosok yang akrab dan ramah, bahkan bagi sebagian siswa, guru BK adalah sosok yang dapat menjadi tempat mencurahkan keluh kesah dan segala permasalahan mereka. Dan penulis dari artikel di atas adalah salah satunya. It's a very nice article. Terus semangat dalam berkarya bu Yulia.
ReplyDeleteSosok guru BK yg mumpuni mmg hrs d segani bukan d TAKUTI..bukan karna galaknya tp krna BS jadi temen yg Deket sama anak anak.mau mendengar keluh kesah mrk.bs menyelami umur mereka ..semangat utk Bu Yulia dn Guru BK yg lain utk membentuk karakter anak
ReplyDeleteGuru BK memang sering di posisikan sebagai polisi atau menaganani anak yang bermasalah di sekolah.. Padahal fungsi guru BK lebih dari itu.Salah satunya adalah Ketika ada bahkan banyak anak lulus SMA masih bingung mau kemana atau kuliah ambil jurusan apa.. Dengan mengefektifkan guru BK pasti akan banyak anak yang bisa terbantu dari situ... Semoga stigma yang menyeramkan tentang guru BK segera bisa berubah..
ReplyDeleteArtikel yang bagus, guru BK sebagai sahabat siswa, memahami karakter, kepribadian dan potensi siswa yang berbeda beda dan mendengarkan serta memberikan solusi atas masalah yang dihadapi
ReplyDeleteBK bukanlah polisi sekolah, tapi lebih dari itu, dia adalah penggerak untukmu mencapai potensimu yang terbaik. Di ruang BK, bebanmu menjadi ringan karena ada sahabat yang siap membantu memecahkan masalah.
ReplyDelete